Scroll untuk baca artikel
DAERAH

Dikira Gratis, Wisatawan Diminta Rp300 Ribu di Padang Mausui

×

Dikira Gratis, Wisatawan Diminta Rp300 Ribu di Padang Mausui

Sebarkan artikel ini
Destinasi Wisata
Destinasi Wisata Padang Sabana Mausui, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Foto Padang Sabana Mausui/DETIKNET.id)

Manggarai Timur, 13 Juni 2025 — Seorang wisatawan asal Jakarta mengaku menjadi korban pungutan liar (pungli) saat berkunjung ke objek wisata Padang Mausui di Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Peristiwa ini memicu sorotan dan desakan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai Timur agar segera memperjelas status kepemilikan lahan dan melakukan pengelolaan resmi terhadap kawasan tersebut.

Video pengakuan pungli ini pertama kali viral melalui akun TikTok Vesmet Journey, yang memperlihatkan pengalaman dirinya dan teman-temannya saat diminta membayar Rp300.000 oleh seseorang yang mengaku sebagai pemuda lokal. Uang tersebut disebut sebagai “biaya” untuk menerbangkan drone karena dianggap mengganggu satwa liar.

“Motoran dari Jakarta sampai ke Savana Mausui. Banyak yang bilang ke sini gratis. Tapi kami didatangi oknum yang mengaku pemuda lokal dan diminta bayar Rp25 ribu. Saat hendak menerbangkan drone, diminta tambahan Rp300 ribu karena alasan mengganggu satwa,” tulis akun tersebut.

Unggahan ini menjadi viral dan mendapat ribuan komentar. Salah satunya dari akun Odii yang menulis, “Wah, sama persis, Bang. Saya juga alami hal yang sama waktu ke Mausui.”

Desakan Pengelolaan Resmi oleh Pemda

Menanggapi kejadian ini, Andri, seorang pemuda asal Kota Komba, meminta Pemda Manggarai Timur segera mengambil alih pengelolaan Padang Mausui. Menurutnya, kejelasan status lahan dan pengelolaan resmi penting agar tidak ada lagi wisatawan yang menjadi korban pungli.

“Jika memang benar lahan Padang Mausui milik Pemda, maka harus segera dibangun fasilitas pendukung seperti MCK, air bersih, pos jaga, dan pos tiket masuk. Supaya wisatawan lokal maupun mancanegara merasa nyaman, dan kunjungan bisa terus meningkat,” ujar Andri kepada media ini, Jumat (13/6).

Andri yang merupakan alumni Universitas Nusa Cendana Kupang itu menambahkan, pengelolaan profesional akan berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Tempatkan pegawai resmi dari Dinas Pariwisata di sana agar ada kepastian hukum dan pelayanan,” lanjutnya.

Minta Polisi Patroli Rutin

Senada dengan Andri, Hendrik, warga Manggarai Timur lainnya, mendesak pihak Kepolisian Resor Manggarai Timur, khususnya Polsek Waelengga, agar melakukan patroli rutin setiap akhir pekan di Padang Mausui. Menurutnya, hal itu penting untuk mencegah aksi pungli yang semakin meresahkan.

“Polisi harus hadir setiap Sabtu dan Minggu agar pengunjung merasa aman. Ini sudah jadi tempat favorit, apalagi akhir-akhir ini pengunjung sangat banyak,” ujar Hendrik.

Hendrik juga meminta agar Pemda melalui Dinas Pariwisata duduk bersama dengan masyarakat lokal untuk menyamakan persepsi dalam mengelola Padang Mausui. “Kalau dikelola dengan baik dan dilengkapi fasilitas, ini bisa jadi destinasi unggulan. Pemda harus peka dan tangkap peluang ini, agar Manggarai Timur tidak terus dicap sebagai kabupaten miskin ekstrem,” tegasnya.

Penulis : Firman Jaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *