Scroll untuk baca artikel
DAERAH

Wisatawan Dipalak di Objek Wisata Viral, Status Lahan Padang Mausui Dipertanyakan

×

Wisatawan Dipalak di Objek Wisata Viral, Status Lahan Padang Mausui Dipertanyakan

Sebarkan artikel ini
Manggarai Timur
Korban Tarif Kunjungi Destinasi Wisata Padang Sabana Mausui di Kota Komba Nusa Tenggara Timur (Foto Padang Sabana Mausui)

Manggarai Timur— Seorang wisatawan asal Jakarta menjadi korban pungutan liar (pungli) saat berkunjung ke objek wisata Padang Mausui di Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Insiden ini memicu perhatian publik dan mendorong desakan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai Timur untuk segera memperjelas status lahan dan mengelola kawasan wisata tersebut secara resmi.

Kejadian ini pertama kali mencuat melalui akun TikTok Vesmet Journey yang mengunggah video pengakuan soal pungli yang dialaminya bersama rekan-rekannya. Dalam video tersebut, mereka diminta membayar Rp300.000 oleh seseorang yang mengaku sebagai pemuda lokal dengan dalih biaya menerbangkan drone, karena dianggap dapat mengganggu satwa liar.

“Motoran dari Jakarta sampai ke Savana Mausui. Banyak yang bilang ke sini gratis. Tapi kami didatangi oknum yang mengaku pemuda lokal dan diminta bayar Rp25 ribu. Saat hendak menerbangkan drone, diminta tambahan Rp300 ribu karena alasan mengganggu satwa,” tulis pemilik akun.

Unggahan tersebut langsung viral dan mendapat ribuan tanggapan. Salah satunya datang dari akun Odii yang berkomentar, “Wah, sama persis, Bang. Saya juga alami hal yang sama waktu ke Mausui.”

Warga Minta Pengelolaan Resmi dan Fasilitas Memadai

Andri, warga asal Kota Komba, menanggapi kejadian ini dengan meminta Pemda Manggarai Timur segera mengambil alih pengelolaan Padang Mausui. Ia menekankan pentingnya kejelasan status lahan agar tidak terjadi lagi aksi pungli yang merugikan wisatawan.

“Kalau memang Padang Mausui milik Pemda, harus segera dibangun fasilitas pendukung seperti MCK, air bersih, pos penjaga, dan loket masuk. Supaya wisatawan merasa aman dan nyaman, baik lokal maupun mancanegara,” ujarnya saat diwawancarai, Jumat (13/6).

Andri, alumnus Universitas Nusa Cendana Kupang, menyebut pengelolaan profesional akan berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Tempatkan pegawai dari Dinas Pariwisata di sana agar jelas siapa yang bertanggung jawab,” tambahnya.

Dorongan Patroli Rutin dan Pendekatan ke Warga Lokal

Hendrik, warga lainnya, meminta Polres Manggarai Timur, terutama Polsek Waelengga, untuk melakukan patroli rutin setiap akhir pekan. Menurutnya, hal ini penting untuk mencegah pungli dan memberikan rasa aman bagi pengunjung.

“Polisi harus rutin hadir, apalagi ini tempat wisata yang kini sedang naik daun. Jangan sampai pengunjung kapok datang ke sini,” katanya.

Hendrik juga mendorong adanya dialog antara Pemda dan masyarakat lokal untuk menyamakan visi pengelolaan wisata. “Pemda harus aktif. Tempat ini bisa jadi destinasi andalan kalau dikelola baik. Jangan sampai kita kehilangan momentum hanya karena pengelolaan yang buruk,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa popularitas Padang Mausui di media sosial merupakan peluang besar yang tak boleh disia-siakan. “Kalau Pemda tanggap, ini bisa jadi kebanggaan Manggarai Timur. Jangan sampai label ‘kabupaten miskin ekstrem’ terus menempel,” pungkasnya.

Penulis : Firman Jaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *