Scroll untuk baca artikel
HUKRIM

‎Pengeroyokan Pemain di Laga Turnamen Amal St. Yosep, Suporter dan Kepala Desa Diduga Terlibat

×

‎Pengeroyokan Pemain di Laga Turnamen Amal St. Yosep, Suporter dan Kepala Desa Diduga Terlibat

Sebarkan artikel ini
Foto: Korban pengeroyokan saat laga 16 besar turnamen Amal di Congkar (istimewa)


Manggarai Timur – Yohanes Ajang, warga Desa Rana Gapang, Kecamatan Elar, Manggarai Timur, melaporkan kasus pengeroyokan yang dialaminya saat mengikuti Turnamen Amal St. Yosep Engkolong ke Polres Manggarai Timur pada Senin (18/8). Insiden pengeroyokan terjadi pada Jumat (15/8) lalu.

‎Korban yang didampingi keluarganya menyampaikan bahwa pengeroyokan terjadi saat pertandingan sepak bola antar-kampung yang berlangsung di Desa Rana Mese, Kecamatan Congkar, pada babak 16 besar antara tim Golo Ngawan A melawan Reweng FC. Kericuhan pecah sekitar pukul 16.30 WITA.

‎Jefri Nyoman, keluarga korban, mendesak pihak kepolisian agar menindak tegas pelaku pengeroyokan tersebut. “Saya minta Polres Manggarai Timur mengusut tuntas kasus ini. Kasus seperti ini tidak boleh dibiarkan,” ujarnya.

‎Jefri juga berharap polisi menjalankan tugasnya sesuai amanat Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, dengan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat secara profesional. “Proses hukum harus berjalan seadil-adilnya sesuai dengan aturan yang berlaku,” tambahnya.

‎Ia menyesalkan insiden pengeroyokan yang terjadi dalam ajang sepak bola yang seharusnya menjadi sarana hiburan, perdamaian, solidaritas, dan mempererat tali persaudaraan. “Sepak bola harusnya menjadi momen yang memperkuat nilai kemanusiaan dan budaya Manggarai akan persatuan. Padahal kita semua adalah keluarga,” ungkap Jefri.

‎Salah satu pemain Reweng FC yang tidak ingin disebutkan namanya membenarkan pengeroyokan tersebut. “Betul, terjadi pengeroyokan terhadap salah satu pemain kami,” ujarnya kepada DetikNet.id pada Jumat malam.

‎Data yang diperoleh, korban bernama Yohanes Ajang (20) mengalami luka di pelipis kiri dan bekas cakaran di leher. Selain suporter Golo Ngawan A FC, seorang sumber menyatakan bahwa Kepala Desa Golo Ngawan diduga ikut terlibat dalam pengeroyokan. “Saya melihat Kepala Desa Golo Ngawan ikut memukul pemain Reweng FC,” kata sumber tersebut.

‎Namun, Kepala Desa Golo Ngawan membantah keterlibatan tersebut saat dihubungi via telepon. “Tidak benar, saya ke lapangan hanya untuk melerai massa,” ujarnya. Ia mengklaim kericuhan berawal dari pukulan yang dilakukan pemain Reweng FC terhadap pemain Golo Ngawan. “Yang memukul duluan itu pemain Reweng. Dari situ baru terjadi keributan,” tambahnya.

‎Ancaman diduga berlanjut di luar lapangan. Seorang pemain Reweng FC mengaku mendapat intimidasi dari pemain dan suporter Golo Ngawan A FC. “Mereka mengancam akan menghadang kami di jalan saat pulang,” ujarnya.

‎Menindaklanjuti laporan tersebut, pihak Polres Manggarai Timur melalui layanan 110 langsung berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas setempat untuk mencegah terjadinya penghadangan. “Sudah kami komunikasikan dengan Bhabinkamtibmas guna mencegah penghadangan,” kata petugas kepolisian.

‎Hingga saat ini, penyelidikan atas kasus pengeroyokan masih terus berlangsung.

Penulis: Firman Jaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *