Manggarai Timur, DetikNet.id – Proyek pembangunan sistem Air Minum Bersih (AMB) di Desa Mbengan, Kecamatan Kota Komba, mengalami keterlambatan karena adanya penolakan dari warga terkait lokasi sumber air. Saat ini, proyek tersebut telah memasuki tahap pengerjaan.
Kepala Desa Mbengan, Yohanes Tobi, menjelaskan bahwa pada perencanaan awal tahun 2024, pemerintah desa telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp165 juta lebih, dengan rencana pengambilan air dari mata air Wae Garet.
“Namun dalam perjalanannya, masyarakat menolak pengambilan air dari lokasi tersebut. Akhirnya, kami menyusun kembali perencanaan baru untuk tahun 2025, dengan memindahkan lokasi pengambilan air ke mata air Wae Lopong,” ujar Tobi kepada DetikNet.id.
Ia menambahkan, perubahan lokasi yang lebih jauh dari rencana awal menyebabkan perlunya penambahan anggaran sebesar Rp76 juta lebih pada tahun 2025.
“Saat ini proyek masih dalam proses pekerjaan, dan seluruh material sudah kami belanjakan,” lanjut Tobi.
Tobi juga mengimbau masyarakat untuk bersama-sama mendukung pelaksanaan proyek ini agar dapat selesai tepat waktu dan memberi manfaat bagi seluruh warga desa.
Sementara itu, seorang warga Kampung Nunur yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa proyek tersebut telah melalui berbagai tahapan perencanaan, mulai dari Musyawarah Dusun (Musdus), Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes), hingga Musrenbang tingkat kecamatan.
“Perencanaan proyek ini sebenarnya sudah sangat matang sebelum pelaksanaan. Jadi seharusnya tidak ada alasan proyek ini tidak selesai,” ujarnya, Rabu (24/9/2025).
Warga juga menyayangkan terjadinya perubahan lokasi sumber air. Menurutnya, dalam perencanaan awal, sumber air yang digunakan adalah dari mata air Wae Lipong. Namun dalam pelaksanaannya justru diambil dari mata air Wae Garet yang berada di dekat Kampung Mok.
Penulis: Firman Jaya