DETIKNET.id – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) menyoroti kasus HIV/AIDS yang meningkat di kalangan pelajar.
Menurut laporan, pendidikan agama Kristen (PAK) dapat berperan penting dalam mencegah penyebaran HIV/AIDS dengan mengajarkan nilai-nilai kesetiaan seksual, kasih, dan welas asih.
Gubernur NTT mungkin menekankan pentingnya pendidikan karakter dan moral di sekolah-sekolah untuk membentuk generasi muda yang sehat dan kuat.
PAK dapat menjadi bagian nyata dalam membangun generasi yang sehat, baik secara moral maupun rohani.
Dengan demikian, diharapkan kesadaran akan bahaya HIV/AIDS dapat meningkat dan kasus penularan dapat menurun. Peran aktif dari pemerintah, sekolah, dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di kalangan pelajar.
“Kita akan seriuskan penerapan peraturan tentang jam belajar. Fenomena ini, khususnya penyakit sosial hingga HIV/AIDS yang menyasar generasi muda di sekolah harus dicegah sejak dini agar tidak mengancam masa depan mereka,” katanya di Kupang, Senin.
Hal ini disampaikannya menanggapi tingginya kasus HIV/AIDS di Kota Kupang yang kian hari makin meresahkan bahkan hingga ke pelajar.
Berdasarkan laporan dari Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kota Kupang, terhitung sejak Januari hingga September 2025 jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Kupang mencapai angka 2.539 kasus.
“Ini alarm serius bagi kita semua,” tegasnya.
Gubernur Melki Laka Lena menegaskan bahwa penanganan HIV/AIDS memerlukan sinergi berbagai pihak melalui pendekatan pentahelix.
Artinya tidak hanya peran dari Pemda saja untuk mencegahnya namun perlu ada dukungan dan pengawasan juga dari orang tua.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita perlu melibatkan akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media agar upaya penanggulangan HIV/AIDS lebih efektif, terutama dalam kondisi kebijakan efisiensi anggaran saat ini,” ujar Gubernur.
Sekretaris KPAD Kota Kupang, Julius Tanggu Bore dalam keterangan tertulis yang diterima di Kupang mengatakan pihaknya sangat menyesalkan adanya temuan prostitusi yang menyasar hingga ke pelajar di Kota Kupang.
Padahal berbagai sosialisasi sudah dijalankan mulai dari layanan mobile Voluntary Counseling and Testing (VCT) yang dilakukan secara rutin setiap tiga bulan.
Lalu kemudian juga dilakukan pemberian layanan PrEP (obat pencegahan HIV), serta kegiatan sosialisasi di komunitas populasi kunci.